Sabtu, 04 Desember 2010

Matahari Terbenam di Planet Mars, Apa Warna Langitnya?

Pernah lihat matahari terbenam? Nah ini dia contoh foto keindahan matahari terbenamnya. Coba perhatikan lebih jelas, ada yang aneh atau biasa saja?
Yang tidak biasa adalah foto terbenamnya matahari ini diambil di Planet Mars, ga kalah eksotisnya kan dengan di Bumi. Foto ini diambil oleh wahana Opportunity tanggal 26 Februari 2004 di perlihatkan oleh NASA pada saat konferensi pers JPL (Jet Propulsion Laboratory).

Mungkin sebagian dari kalian masih ragu karena warna langitnya tidak merah, kenapa? Jawabannya karena memang langit di planet mars itu berwarna biru. Jadi, foto-foto yang di keluarkan NASA selama ini adalah kebohongan? Lalu pertanyaannya apakah NASA mengubah warna langit biru pada foto planet Mars ? Berikut ini sedikit penjelasannya.
Pada tahun 1976, Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar untuk mengirim wahana Viking Lander I ke planet Mars. Tepat pada pukul 2 siang tanggal 21 Juli 1976, Departemen Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA menerima foto pertama yang berhasil diambil dari Viking. Foto tersebut menunjukkan planet Mars memiliki langit berwarna biru yang indah, bukan merah seperti yang kita kenal selama ini.


Planet Merah, itulah julukan yang diberikan orang selama puluhan tahun kepada planet Mars. Hal ini dikarenakan foto-foto yang dirilis NASA menunjukkan warna merah pada hampir setiap unsur di planet itu. Mars juga digambarkan sebagai planet yang tidak ramah dengan badai debu berwarna merah. Karakteristik ini juga telah digambarkan di beberapa film science fiction seperti "total recall" dan "red planet".

Namun ternyata planet merah tidaklah semerah yang kita bayangkan.


Pada tanggal 10 Januari 2004, departemen JPL NASA yang bertanggung jawab atas wahana spirit rover menyelenggarakan konferensi pers di Pasadena, California. Pada konferensi itu, mereka menunjukkan sebuah foto Mars terbaru yang diambil oleh wahana spirit, Foto Mars dengan langit berwarna biru.
 


Foto diatas jelas berbeda dengan foto Mars yang biasa kita lihat, seperti foto yang ada dibawah ini.

Ini mengejutkan! Pada tahun-tahun sebelumnya, NASA hanya merilis foto Mars dengan langit berwarna merah. Setelah konfrensi pers JPL itu, NASA memberikan alasannya :
 

"Jika pada saat wahana mengambil foto sedang terjadi badai debu di Mars, maka foto akan menjadi merah".


Dengan pernyataan ini, NASA mengakui bahwa Mars memang memiliki langit berwarna biru seperti bumi. Namun anehnya, mengapa selama ini NASA hanya merilis foto Mars dengan langit merah? Mungkinkah ada sesuatu yang ditutup-tutupi? Dan mengapa baru tahun 2004 NASA mengungkapkan semuanya?

Menurut sebuah buku, NASA memang sengaja merahasiakan fakta tersebut. Buku yang dimaksud adalah buku yang berjudul "Dark Mission : The Secret History of NASA" karangan Richard C Hogland dan Mike Bara. Mereka menceritakan bahwa NASA dengan sengaja telah mengubah warna langit pada planet Mars.

Pada tahun 1976, ketika foto pertama Mars datang dari Viking, dunia bisa melihat melalui televisi bahwa Mars ternyata memiliki langit berwarna biru. Namun, beberapa waktu kemudian, foto resmi yang beredar adalah Mars dengan langit berwarna merah.

Menurut NASA, foto Mars yang menunjukkan langit berwarna biru adalah foto yang mengalami kesalahan filterisasi warna. Dengan kata lain, kesalahan teknis. Namun tidak demikian menurut Richard Hogland dan Mike Bara.

Menurut mereka, dua jam setelah foto pertama dari Viking tiba, seorang teknisi NASA tiba-tiba mendapat perintah dari Administrator NASA, Dr. James Fletcher, untuk menghancurkan semua negatif film yang menunjukkan langit biru pada planet Mars. Gambar-gambar yang lain kemudian diubah menjadi hampir merah total untuk menunjukkan seakan-akan tidak ada kehidupan di Mars.

Contohnya foto dibawah ini. Foto disebelah kiri adalah foto yang dirilis oleh NASA mengenai keadaan planet Mars. Pada foto tersebut terlihat warna bendera Amerika mengalami distorsi. Para peneliti kemudian memperbaiki warna foto tersebut dengan menggunakan bendera Amerika sebagai patokan. Dan hasilnya adalah foto disebelah kanan. Mars memiliki langit biru.
 

Tindakan administrator NASA yang memerintahkan penghancuran foto asli Viking I menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa NASA begitu ngotot menyembunyikan keberadaan langit biru tersebut dari dunia? Apakah ada sesuatu yang lain ikut terpotret pada foto yang dihancurkan tersebut?

Sayang sekali, pertanyaan ini belum terjawab hingga sekarang. Namun konon para astronom di teleskop Hubble telah lama mengobservasi bahwa Mars memang memiliki langit berwarna biru.

Walaupun begitu, beberapa ilmuwan tetap membela NASA. Menurut mereka, NASA tidak mengubah warna langit. Perbedaan warna terjadi karena proses filterisasi yang tidak sempurna pada wahana penjelajah Mars.

Ya, mungkin saja mereka benar. Namun bagi penganut teori konspirasi, tindakan NASA merahasiakan hal tersebut karena NASA ingin menutupi fakta bahwa ada kehidupan di planet Mars.

Sayang, tidak ada yang bisa mengetahui pasti kebenarannya. Namun, setelah konferensi pers JPL tahun 2004 tersebut, sepertinya NASA mulai membuka kebenaran tentang langit mars yang berwarna biru kepada publik melalui foto-foto seperti contoh diatas.
Continue reading →

Planet Pluto, Kini Tinggal Kenangan

Kalian semua pasti sudah tahu kan, kalau Pluto sekarang sudah tidak menjadi bagian dari planet di tata surya kita ini. Tapi apakah kalian juga tahu, mulai kapan keputusan tersebut diambil dan apa yang menjadi pertimbangannya? Nah jika kalian belum tahu, berikut ini penjelasannya.
http://srafique.files.wordpress.com/2009/12/planet-pluto1.jpg

Mulai 24 Agustus 2006 jangan pernah terpeleset mengucapkan Planet Pluto lagi. Karena sejak hari itu, Pluto sudah diputuskan tidak lagi berhak menyandang predikat sebagai planet.

Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Republik Ceko, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri dari delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.

Dalam resolusi tersebut dinyatakan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat :
  1. Mengorbit Matahari
  2. Berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat
  3. Memiliki jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut)

Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari.

Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus. 


Planet Kerdil (Dwarf Planets)

Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain yang baru saja ditemukan.


http://www.windows2universe.org/our_solar_system/dwarf_planets/images/dwarf_planet_sizes_big.jpg

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an lalu. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak.

"Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet," ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.

Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari. 

Beberapa KBO(kuiper Black Object) sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau "bulan". 

Beberapa obyek tersebut, antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah obyek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu. 


http://cdn.physorg.com/newman/gfx/news/2006/i0616by2.jpg

Obyek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 Tata Surya.

Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di kalangan astronom. "Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 2003 UB313 ke dalam keluarga planet sehingga jumlah planet menjadi 12, atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati," tutur mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini.


http://images.chron.com/blogs/sciguy/archives/charonetal.jpg

Kesepakatan itu sendiri bukannya datang dengan mudah. Taufiq mengatakan, pengambilan keputusan itu bahkan dicapai dengan cara pemungutan suara di antara para anggota IAU yang hadir setelah didahului perdebatan yang sangat sengit. 

Empat astronom senior dari Indonesia turut serta dalam Sidang Umum IAU tersebut, yakni Jorga Ibrahim, Iratius Radiman, Suryadi Siregar, dan Ny Permana Permadi. 

Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari lalu, mengaku merasa "malu" terhadap keputusan itu. Meski demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto pada 2015 itu tetap akan dilanjutkan. "Ini benar-benar sebuah definisi yang ceroboh."



Pencopotan Gelar

Wajar saja pencopotan gelar planet dari Pluto memicu reaksi yang emosional. Pluto selama ini memiliki tempat tersendiri di hati para astronom, baik yang profesional maupun amatir. Pluto sering dianggap "Si Bungsu dari Tata Surya" karena jaraknya yang terjauh dari Matahari dan ditemukan paling akhir dibandingkan delapan planet lainnya.
http://www.askdavetaylor.com/3-blog-pics/pluto-non-elliptical-plain-orbit.jpg
Orbit Pluto yang sangat lonjong dan tidak sejajar dengan bidang lintasan planet lainnya juga membuat planet ini unik. Pluto juga sempat dianggap sebagai jawaban dari misteri Planet X, sebuah planet hipotetis yang diduga ada di luar orbit Neptunus dan menyebabkan gangguan pada orbit planet Uranus dan Neptunus. 

Meski ukuran Pluto kemudian terbukti terlalu kecil untuk menjadi Planet X, dugaan tersebut menjadi bagian dari legenda Pluto.
Continue reading →

Keseimbangan Sempurna Planet Bumi

Segala komposisi penyusun bumi dan juga posisinya sangatlah seimbang dan sempurna. Jika tidak, tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah semua perbandingan di bawah ini yang pastinya sangat jarang kita sadari dan menunjukkan betapa Maha Dahsyatnya karya dan perhitungan Tuhan Sang Pencipta alam semesta ini.

Gravitasi



* Jika lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
* Jika lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.


Jarak dengan Bintang Induk (Matahari)

http://i222.photobucket.com/albums/dd96/thunderianz/space/sun-earth-moon-600x400-mark-30.jpg


* Jika lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
* Jika lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil.


Ketebalan Kerak

http://pr4s.files.wordpress.com/2007/09/struct2.jpg


* Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi.
* Jika lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.


Rotasi

https://hhe.wikispaces.com/file/view/Picture_45.png/63661772/Picture_45.png


* Jika lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar.
* Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.


Interaksi Gravitasi Dengan Bulan

http://2.bp.blogspot.com/_34ZVvpaFARs/SNnsg7VvoTI/AAAAAAAAAyY/kqgRt3krqYQ/s400/ebb_tide.jpg


* Jika lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak.
* Jika lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim.


Medan Magnet

http://i14.photobucket.com/albums/a338/ypratama/KMD/28_03_Earth_magnetic_field.jpg


* Jika lebih kuat: badai elektromagnetik terlalu merusak.
* Jika lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi yang membahayakan dari bintang.

Albedo (Perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan)

http://www.the-m-factory.com/portfolio/all_images/ill_maps-Albedo-Effect.jpg


* Jika lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.
* Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.


Perbandingan Oksigen dan Nitrogen

http://www.ldesign.com/Images/Essays/GlobalWarming/Part1/Atmosphere/AtmosphericContentPercent.jpg


* Jika lebih besar: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu cepat.
* Jika lebih kecil: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu lambat.

Kadar Karbon Dioksida dan Uap Air dalam Atmosfer

http://wavega.files.wordpress.com/2009/10/kesimpulan-laporan-penelitian-batuan-ultramafic-untuk-mengikat-karbon-dioksida-co2-di-atmosfir-dalam-bentuk-mineral-padat-2.jpg


* Jika lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
* Jika lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai.

Kadar Ozon

http://www.export.gov.il/Eng/_Uploads/4076ozon.jpg


* Jika lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah.
* Jika lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi ultraviolet.


Aktifitas Gempa

http://questgarden.com/71/26/9/081013095448/images/earthquake1.jpg
* Jika lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa.
* Jika lebih kecil: bahan makanan di dasar laut (yang dihanyutkan aliran sungai) tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik.


Sumber :
tongberisi.blogspot.com
Continue reading →

Mungkinkah Mikroba Dari Bumi Mengkontaminasi Mars?

Apakah ada kehidupan di Mars? Pertanyaan itu seringkali muncul dalam benak manusia. Pertanyaan yang terus dicari jawabannya. Berbagai misi telah diluncurkan ke Mars. Data yang di dapat pun mulai diolah. Tapi ada sebuah pertanyaan yang juga muncul seiring pengiriman berbagai misi ke ruang angkasa tersebut.
http://whoyoucallingaskeptic.files.wordpress.com/2008/10/mars.jpg
Mungkinkah ada bakteri dari Bumi yang terbawa dan mengkontaminasi planet merah tersebut? Sebuah penelitian mencoba membahas masalah tersebut. Diperkirakan, jika ada bakteri yang terbawa pada pesawat ruang angkasa yang diluncurkan maka  terdapat kemungkinan bagi bakteri untuk tetap selamat dari lingkungan Mars yang keras dalam waktu lama untuk kemudian mengkontaminasi Mars dengan kehidupan kebumian.
Jadi seandainya kita menemukan ada kehidupan di planet merah tersebut apakah itu kehidupan asli dari Mars? Ataukah kehidupan yang dibawa dari Bumi?
http://www.dartmouth.edu/~library/kresge/images/cub_mars_lesson02_image3.jpg
Dalam penelitiannya, ilmuwan dari University of Central Florida membangun replika kondisi di Mars dengan dengan membuat kondisi kekeringan, hypobaria, temperatur rendah dan penyinaran sinar UV.

Selama minggu-minggu penelitian tersebut, para peneliti menemukan Escherichia coli sebagai bakteri yang berpotensi untuk mengkontaminasi pesawat ruang angkasa. E-coli juga diperkirakan selamat namun tidak tumbuh di permukaan Mars jika ia terlindungi dari sinar ultraungu oleh lapisan tipis debu atau berada di relung yang terlindungi dari sinar ultraungu pada pesawat ruang angkasa.
http://microvet.arizona.edu/Courses/MIC419web/secure/CaseEcoli/EcoliEM4.jpg
Kemungkinan bakteri yang terbawa pesawat ruang angkasa memang telah menjadi perhatian dalam setiap misi. Untuk melindungi pesawat ruang angkasa dari kontaminasi maka dilakukan sterilisasi agar tidak terjadi kontaminasi dari Bumi terhadap permukaan Mars.
Dengan tidak mengesampingkan adanya sterilisasi yang sudah dilakukan, studi yang dilakukan saat ini menunjukkan ada berbagai komunitas mikroba yang memiliki kemungkinan masih ada saat dilaksanakan peluncuran.

Diperkirakan,  kondisi steril yang dibuat pada fasilitas pembangunan pesawat ruang angkasa memastikan hanya spesies yang elastik seperti acinetobacter, bacillus, escherichia, staphylococcus dan streptococcus yang selamat.
Nah, jika mikroba dengan masa hidup panjang memungkinkan untuk selamat di Mars, tentunya misi eksplorasi Mars di masa lalu dan masa depan telah menjadi medium yang menghantarkan kehidupan terrestrial ke planet merah tersebut. Untuk itu penelitian lanjutan mengenai potensi kehidupan berbagai jenis mikroba perlu dipelajari lagi.

Sumber :
langitselatan.com
Continue reading →

10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya

http://prayudi.blog.friendster.com/files/uncategorized-_42012422_solar_system_planets3_416.jpg
Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di planet yang jauh. Dan menyimpulkan fakta bahwa kita bersyukur telah tinggal di bumi ini.

10. Serious Lightining (Petir Terparah)


Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik di Saturnus yang lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat , dengan kilatan petir yang 1.000  kali lebih kuat daripada di Bumi. 

Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasilkan di bumi.



9. Hot Crush (Panas Penghancur)




Sesuai namanya,. venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur (crush). 

Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. Maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.



8. Methane Moon (Bulan Metana)


Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus "Titan". Dan mungkin "air" yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin) air pun akan dikurung seperti es.



7. Scarlet Rain (Hujan Merah)


Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India dan  terus berlangsung selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yang berasal dari luar angkasa (bakteri sejenis itu mksdnya). 

Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.



6. Planet Popsicle (planet es)


Pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat pluto di bandingkan bumi adalah sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen, metana dan karbon dioksida dengan suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).



5. Windy World (Dunia Angin)


Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph). Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga, lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi



4. Freeze Frame(rangka es)




Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). Uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti. Kadang-kadang kondisinya bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.



3. Close Encounter (Tabrakan Badai Terbesar)


Dua bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. Dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great Red Spot, badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan Red Jr. 

Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi, ditambah sinar ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.



2. Dust Buster (Pelebur Debu)


Mars diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu. 

Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars.



1.Iron rain (Hujan Besi)

Disebut "bintang gagal", planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan di tata surya kita. Warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum (besi) yang tinggi. 

Planet ini memiliki badai seperti yang ada di jupiter dan menghempaskan besi-besi ke permukaan nya. Brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan. 

Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang tersebar ke luar angkasa.

Sumber :
www.kaskus.us
Continue reading →

Prehistoric Time Line, Evolusi Kehidupan di Bumi Dari Awal Sampai Saat Ini

Bumi terbentuk sekitar 4.600.000.000 tahun yang lalu, ketika tata surya kita mulai terbentuk di sekitar matahari. Terlahir dari sebuah bintang yang meledak yang bernama supernova.


Bintang yang baru mengumpulkan pusaran debu dan gas disekitarnya. Ketika matahari mulai memanas, materi yang mengorbitnya mulai terakumulasi, saling bertubrukan untuk membentuk protoplanet dengan tarikan gravitasi.



Batu tertua di dunia terbentuk


Struktur batu tertua di dunia yang telah diketahui, berasal dari potongan dari kerak bumi yang tercipta ketika lahar cair muncul dari patahan di bawah laut. Ditemukan di greenland bagian barat, formasi ini telah berumur 3.8 miliyar tahun yang lalu. Formasi batu kuno yang sama juga telah diidentifikasi di canada dan australia. Di australia bahkan berumur 4.4 miliyar tahun.



Oksigen Mulai Banyak


Dahulu bumi adalah tempat berbahaya untuk ditinggali sampai akhirnya jumlah oksigen mulai bertambah sekitar 2.5 miliyar tahun yang lalu. Udara yang bisa dihirup ini diciptakan oleh cyanobakteria, yang hidup di laut. Bakteri ini melakukan fotosintesis yang hasil akhirnya adalah oksigen. Sehingga terbentuk pelindung ozon yang melindungi bumi dari radiasi sinar matahari.



Cambrian Era (570.000.000 y.a - 500.000.000 y.a)

Moluska Bercangkang Keras Muncul


Moluska bercangkang ditemukan dalam bentuk fosil yang berumur 545 juta tahun. Asal mula dan awal evolusi dalam grup ini belum diketahui. Fosil pertama ini berupa manoplacophorans, nenek moyang dari kebanyakan moluska saat ini.


Vertebrata pertama muncul


Vertebrata (makhluk bertulang belakang) pertama adalah ikan tanpa rahang yang bernama agnathans. Vertebrata tertua ditemukan di 1990 yang berumur 530 juta tahun di china. Dimana para ilmuwan menemukan 2 tipe ikan tanpa rahang, yang dinamai haikouichthys dan myllokunmingia. Agnathan ini menonjol di lautan sampai akhirnya digantikan oleh ikan yang berahang.


Ikan Berkartilago Pertama Berevolusi


Nenek moyang hiu mulai berenang di laut sekitar 450 juta tahun yang lalu.  Dinamakan ikan kartilago karena rangka mereka terbuat dari kartilago bukan tulang.  Cladoselache, salah satu fosil hiu, tumbuh sampai 2 meter panjangnya. Cladoselache, mempunyai rahang yang panjang dan gigi yang halus.



Silurian Era (435.000.000 y.a - 410.000.000 y.a)

Laba-laba dan Kalajengking Menuju Pantai

Kita tahu mereka sekarang di darat, tapi arachnid grup yang di dalamnya termasuk kalajengking dan laba-laba awalnya hidup di laut. Kalajengking diperkirakan sebagai arachnid tertua, dan sudah terlihat sejak 430 juta tahun yang lalu.


Tanaman mulai tumbuh

Tanaman mulai tumbuh sejak 430 juta tahun yang lalu. Masa transisi dari tanaman laut ke darat merupakan tantangan evolusi yang sulit. Mereka menggunakan sistem vascular seperti tisu berbentuk tabung untuk mentransfer air dan nutrisi ke darat.



Devonian (410.000.000 y.a - 360.000.000 y.a)

Amfibi muncul dari air

Amfibi mulai keluar dari air sekitar 370 juta tahun yang lalu. Mereka berevolusi dari ikan yang menghirup udara yang berjalan di perairan yang dangkal, memilki sirip mirip dahan. Amfibi kuno, seperti elginerpeton, punya sirip ekor dan bernafas melalui paru-paru sederhana dan kulitnya.


Terbentuknya super kontinen

Dahulunya pada masa carboniferous, benua-benua berkumpul jadi 1 yang kita sebut pangaea, benua ini terbentuk dari penggabungan 2 benua besar, gondwana dibelahan bumi bagian selatan dan euramerica yang merupakan gabungan amerika utara dan eropa utara. Gabungan gondwana dan euramerica ini membentuk pegunungan appalachian di amerika utara bagian timur.



Carboniferous Era (360.000.000 y.a - 290.000.000 y.a)

Hutan rawa pembentuk batubara mulai berkembang

Hutan ini mempunyai ruangan yang cukup untuk tumbuh karena ketinggian permukaan air rendah. Lycopods menghasilkan bahan mentah untuk bahan bakar fosil di amerika. Batubara banyak ditemukan di amerika utara, eropa, dan sebagian asia (contohnya di indonesia) - semuanya tercipta pada zaman carboniferous.


Reptil pertama mulai terlihat

Reptil berevolusi dari amfibi sekitar 300 juta tahun yang lalu. Yang diketahui bernama anapsids, yang bentuknya menyerupai kadal modern. Kemudian reptile berevolusi secara signifikan di bagian tengkorak, membuat mereka lebih ringan dan memiliki otot rahang. Anapsids ditemukan terjebak di dalam pohon carboniferous di canada



Permian Era (290.000.000 y.a - 248.000.000 y.a)

Reptile menguasai dunia

Munculnya super kontinen (pangea), menghasilkan sebuah lingkungan hidup yang kurang bersahabat, luas, dan gersang yang memiliki temperatur ekstrim. Reptile adalah makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan ini.


Bumi mengalami kepunahan terbesar

Masa permian pernah mengalami masa kepunahan, sekitar 95% makhluk laut mati dan 70% makhluk darat. Kepunahan ini disebabkan oleh perubahan iklim (global warming), gunung meletus, gas metan yang banyak keluar dari dalam bumi. Dimana kepunahan terparah terjadi sekitar 248 juta tahun yang lalu.



Triassic Era (248.000.000 y.a - 205.000.000 y.a)

Dinosaurus muncul

Zaman dinosaurus diketahui sekitar 240 juta tahun yang lalu, diketahui dari ditemukannya fosil prosauropods di madagaskar. Fosil - fosil lainnya ditemukan di argentina, termasuk pemakan daging, euraptor dan herrerasaurus, yang memiliki panjang 6 meter.


Super kontinen terpisah

Pangea, mulai terpisah di akhir zaman triassic, menjadi gondwana dan laurasia. Prosesnya berawal dari berpisahnya eropa dari afrika, membentuk suatu samudra yang disebut samudra tethys. Benua - benua terpisah membentuk lautan baru yang menjadi “biological barrier” yang membuat masing-masing benua mengembangkan tanaman dan hewannya sendiri-sendiri.


Hewan kecil berbulu mulai terlihat

Mamalia muncul langsung dari nenek moyangnya, therapsid yang memang menyerupai mamalia. Ada sedikit terapsid yang berhasil bertahan hidup dari kepunahan masal masa premian, termasuk hewan kecil yang tinggal di dalam tanah, memiliki darah hangat dan tertutup bulu.



Jurassic Era (205.000.000 y.a - 138.000.000 y.a)

Dinosaurus mendominasi bumi

Hewan yang dapat menguasai bumi selama hampir 150 juta tahun mulai mendominasi dari masa jurassic ini. Dimana tubuh mereka bertambah besar, contohnya dinosaurus pemakan tanaman, sauropod. Yang berleher panjang dan bisa tumbuh sampai sepanjang 6 meter.


Burung mulai terbang

Munculnya hewan bersayap ini diketahui dari fosil yang berada di jerman, yang berumur 150 juta tahun. Fosil menunjukan makhluk ini memiliki bulu sayap tapi masih memiliki ciri-ciri seperti reptile, seperti ekor, cakar dan gigi yang tajam. Hewan ini bernama archaeopteryx (ancient wing)



Cretaceous Era (138.000.000 y.a - 63.000.000 y.a)

Tanaman berbunga mulai mekar

Tanaman bunga yang mekar tercatat dalam fosil yang berumur 125 juta tahun, yang tertua berasal dari China. Tanaman ini diperkirakan sudah ada pada masa jurasic, tapi mulai berkembang pada masa cretaceous, di suhu yang sejuk.


Kepunahan dinosaurus

Di akhir cretaceous, 65 juta tahun lalu. Ditandai dengan punahnya dinosaurus. 50% hewan dan tumbuhan diperkirakan lenyap. Perubahan iklim diperkirakan menjadi penyebab secara tak langsung dan tubrukan meteor mungkin menjadi penyebab utama.



Paleogene Era (63.000.000 y.a - 24.000.000 y.a)

Mammalia mengisi tempat dinosaurus

Ketika dinosaurus tiba-tiba menghilang, mamalia menggantikan tempatnya. Mereka menyebar secara cepat. Peristiwa perkembangan mamalia ini dimulai sekitar 60 juta tahun yang lalu. Termasuk munculnya keluarga mamalia pemburu seperti kucing dan anjing.


Primata terlihat di pohon

Sebenarnya kapan primate mulai terlihat belum pasti, menurut fosil yang ditemukan mereka telah muncul sekitar 55 juta tahun yang lalu. Termasuk primate yang mirip tarsier yang ditemukan di amerika utara, asia dan eropa, mereka kecil, cerdas, berbulu dan tinggal di pohon



Neogene Era (24.000.000 y.a - 2.000.000 y.a)

Manusia purba mulai muncul

Diperkirakan terjadi pada 6 - 8 juta tahun yang lalu, manusia purba tertua yang telah ditemukan berumur 5.8 juta tahun yang lalu. Manusia purba ini memliki ciri hampir sama dengan simpanse, seperti rahang, bahu, dan lengan, bedanya mereka berjalan tegak.



Quarternary Era (2.000.000 y.a - now)

Dunia memasuki zaman es

1.8 juta tahun terakhir, sejarah bumi didominasi oleh zaman es dengan intensitas yang berbeda-beda, kebanyakan berakhir sekitar 10.000 tahun yang lalu. Masa paling dingin ini berakhir ketika es di bumi mulai mencair, yang menyebabkan punahnya mammoth dan badak berbulu.


Manusia modern lahir

Homo sapiens muncul sekitar 190.000 tahun yang lalu di afrika timur, manusia modern awal kemudian pergi sampai australia dan amerika selatan, yang nantinya menciptakan rasnya sendiri-sendiri.


Sumber :
www.kaskus.us
Continue reading →

Gelembung Raksasa Terlihat di Galaksi Milky Way

Para ilmuwan menemukan dua gelembung raksasa yang mengandung energi radiasi dahsyat keluar dari galaksi Milky Way. Mereka memperkirakan gelembung tersebut merupakan ledakan dari black hole.
http://image.tempointeraktif.com/?id=53177
Foto: NASA Goddard Space Flight Center
(klik pada gambar untuk memperbesar)
Dua gelembung misterius itu, yang masing-masing berjarak sekitar 25 ribu tahun cayaha, memancarkan sinar gamma, gelombang energi tertinggi cahaya.
Terlihatnya gelembung tersebut, kata para ilmuwan, membuktikan bahwa benar adanya ledakan hebat sebelum terbentuk gugusan bintang beberapa juta tahun silam.
Atau, mungkin, mereka terbentuk ketika supermassive black hole pada galaksi kita menyemburkan jutaan gas dan abu ke angkasa.
“Kami masih belum tahu persisis sumber gelembung tersebut,” kata Doug Finkbeiner dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Finkbeiner dan timnya melakukan observasi dengan menggunakan NASA Fermi Gamma-ray Space Telescope, yang mampu memetakan sinar gamma di angkasa.
Kedua gelembung tersebut sungguh dramatis, misterius, dan sangat besar. Mereka memancarkan jumlah energi yang hampir sama dengan 100 ribu ledakan bintang atau supernova, kata Finkbeiner.
Tulisan mengenai penemuan ini segera dipublikasikan dala The Astrophysical Journal edisi mendatang.

Sumber :
Dailygalaxy | Firman - www.tempointeraktif.com
Continue reading →

Rhea, Salah Satu Bulan di Planet Saturnus Diduga Kuat Memiliki Oksigen

Bumi bukan satu-satunya tempat di Tata Surya yang memiliki oksigen. Rhea, satelit dari Planet Saturnus ternyata kaya akan oksigen. Saturnus merupakan planet terbesar kedua di Galaksi Bima Sakti, setelah Jupiter. Planet gas ini memiliki 62 bulan, dengan Titan sebagai satelit terbesar.
Pesawat milik Badan Antariksa Amerika Serikat NASA, Cassini, melintas dekat orbit Rhea Maret lalu. Pesawat tanpa awak itu mendapati bulan dingin tersebut memiliki atmosfer yang mengandung oksigen.

http://www.arsastronautica.com/upload/news/pesek-saturn-rhea.jpg
Ilustrasi
Ini merupakan tempat ketiga di luar Bumi yang memiliki oksigen. Dua bulan milik Jupiter, Europa dan Ganymede, juga kaya akan oksigen. Baik dua satelit itu maupun Rhea sama-sama diselimuti es. 
Hal ini membuat peneliti membuat kesimpulan sementara bahwa satelit es mengandung oksigen. "Fakta semakin banyaknya temuan tempat beroksigen sangat menggembirakan," ujar Ben Teolis, Kepala Penelii Southwest Research Institute kepada Space.com.
Dari temuan sebelumnya di Jupiter, oksigen muncul dari es. "Dari es, pecah jadi hidrogen dan oksigen," katanya. Teolis menduga proses yang sama terjadi di Saturnus.
Seluruh permukaan Rhea tertutup es dengan garis tengah 1.529 kilometer. Dari pengamatannya di ketinggian 502 kilometer dari permukaan, Cassini mendapati 70 persen atmosfer Rhea terdiri atas oksigen dan sisanya karbondioksida. Namun kadar oksigennya terlalu rendah, lima triliun kali lebih rendah ketimbang di Bumi. 
Cassani dijadwalkan akan kembali ke Rhea Januari mendatang. Kali ini akan lebih dekat dengan permukaan, yaitu 75 kilometer di atas kutub selatan bulan itu.

Sumber :
www.tempointeraktif.com
Continue reading →

Waspada, Hari Ini Tsunami Matahari Akan Memanaskan Atmosfir Bumi

Para ilmuwan NASA mengeluarkan peringatan tsunami. Tapi ini bukan sembarang tsunami. Ini adalah tsunami Matahari yang akan menghantam Bumi dan  dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi.
http://stereo.gsfc.nasa.gov/img/stereoimages/preview/SolarTsunami121407.jpg


Para ahli astronomi di seluruh dunia yang memantau Matahari, melaporkan telah terjadi sebuah ledakan cukup besar pada akhir pekan lalu. Termasuk dari para pemantau ini adalah stasiun pemantau Solar Dynamics Observatory milik NASA.

Luapan energi Matahari yang luar biasa besar muncul bagaikan kembang api di permukaan Matahari. Gelombang energi itu terpancarkan menuju Planet Bumi bagaikan sebuah tsunami yang melintasi jarak 93 juta mil melintasi angkasa.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, para ilmuwan memperkirakan tsunami matahari ini akan mencapai Planet Bumi pada hari ini, Selasa (3/8/2010). Pada wilayah Bumi di dekat Kutub Utara dan Selatan, diperkirakan tsunami ini akan menghasilkan fenomena Aurora di langit.

Namun, para ilmuwan juga memperingatkan tsunami Matahari ini bisa merusak satelit komunikasi yang berseliweran di sekitar Planet Bumi. Namun tidak jelas tingkat kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

"Kembang api yang luar biasa dari matahari. Dua ledakan sekaligus di tempat berbeda di Matahari dan menuju Bumi," kata Dr Lucie Green, astronom dari Mullard Space Science Laboratory, Surrey, Inggris.

Menurut Green, ledakan ini sangat besar sehingga tidak bisa ditahan oleh gravitasi matahari. Energi dari ledakan pun meluncur bebas ke Planet Bumi.

"Kemungkinan kita bisa melihat Aurora di langit utara dengan lebih lama," tutupnya. 

( Sumber : Fitraya Ramadhanny - www.detiknews.com )


Mengungkap Keberadaan Tsunami Matahari

Di suatu waktu ada saatnya kamu harus percaya pada apa yang kamu lihat. Itulah yang coba dikatakan STEREO (Solar Terrestrial Relations Observatory) milik NASA pada para penelitinya tentang fenomena kontroversial di Matahari yakni “tsunami matahari”
Bertahun-tahun lalu, saat para ahli fisika matahari untuk pertama kalinya menyaksikan gelombang tinggi plasma panas yang berlomba di permukaan matahari, mereka menyangsikannya. Skalanya memang mengejutkan.

Gelombang tersebut berkembang semakin tinggi bahkan melebihi Bumi dan menghasilkan riak dari titik pusat dengan pola sirkular sampai pada jarak jutaan km di sekitarnya. Para pengamat yang skeptis beranggapan kalau hal itu merupakan bayangan dari suatu tipuan mata namun bukan benar-benar sebuah gelombang.
Nah sekarang…. bisa dikatakan kebenaran itu terungkap. Tsunami Matahari itu benar-benar ada.
Tsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda. Kredit : STEREO/NASATsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda.
Kredit : STEREO/NASA
Pesawat ruang angkasa kembar, STEREO mengkonfirmasi kebenaran ini pada bulan Februari 2009 saat bintik matahari 11012 secara tak terduga meletus. Letusannya melemparkan milyaran ton awan gas (CME / coronal mass ejection) ke angkasa dan mengirim tsunami yang berpacu bergulung di permukaan matahari.

STEREO berhasil merekam gelombang tersebut dari 2 posisi yang terpisah 90 derajat sehingga para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kejadian tersebut.
Menurut Spiros Patourakos dari George Mason University, “Ini benar-benar sebuah gelombang. Bukan gelombang air tapi gelombang raksasa plasma panas an magnetisme.”

http://www.nasa.gov/images/content/404099main_solar_tsunami_stereo_HI.jpg
Kredit : NASA
Klik pada gambar untuk memperbesar

Secara teknis ia dinamai “mode cepat gelombang magnetohidrodinamil” atau gelombang MHD” . Yang dilihat STEREO itu memiliki ketinggian 100000 km dan bergerak dengan kecepatan 250 km/s memuat energi sebesar 2400 megaton TNT.  Bayangkan saja jika ini terjadi di Bumi.

Tsunami matahari ditemukan pada tahun 1997 oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). Pada bulan Mei tahun yang sama, ledakan CME terjadi dari area aktif pada permukaan matahari dan SOHO berhasil merekan kejadian ledakan saat itu.

Menurut Joe Gurman dari Solar Physics Lab di Goddard Space Flight Center, saat itu mereka justru bertaya-tanya apakah itu sebuah gelombang atau sekedar bayangan dari ujung CME.

Sudut pandang tunggal yang dimiliki SOHO memang tidak cukup untuk mejawab pertanyaan yang ada. Tidak untuk gelombang yang pertama atau kejadian serupa yang terjadi di tahun-tahun berikutnya.
Pertanyaan itu tetap muncul sampai peluncuran STEREO di tahun 2006. Pada saat terjadinya erupsi bulan Februari 2009, STEREO-B sedang berada di atas lokasi ledakan sedangkan STEREO-A sedang berada pada sudut yang lain. Kondisi geometri yang sangat pas untuk memecahkan misteri yang ada bertahun-tahun.
http://science.nasa.gov/media/medialibrary/2009/11/24/24nov_solartsunami_resources/dancingprom.gif
Prominens yang berdansa.
Kredit : NASA
Kondisi fisik gelombang telah terkonfirmasi melalui film pendek saat gelombang tersebut menabrak sesuatu. “Kami melihat gelombang itu dipantulkan oleh lobang korona (lobang magnetik pada atmosfer matahari) dan ada film menarik dari prominens matahari yang berosilaso setelah ia ditabrak oleh gelombang tsunami tersebut. ” kata Vourlidas dari NAVAL Research Lab di Washington DC.
Tsunami matahari ini tidak berbahaya bagi Bumi, namun sangat penting untuk dipelajari. Hasilnya dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi Matahari. Dengan melihat bagaimana si gelombang menyebar dan mlambungkan benda lain, kita bisa mengumpulkan informasi tentang atmosfer terendah di matahari.
Menurut Vourlidas, “gelombang tsunami juga dapat membantu dalam melakukan prakiraan cuaca angkasa. Seperti  tembakan yang tepat mengenai target, gelombang ini menandai area dimana erupsi atau letusan itu terjadi.

Mengetahui lokasi ledakan akan sangat membantu kita untuk mengantisipasi jika suatu saat CME atau badai radiasi akan mencapai Bumi.” Selain itu film yang disajika juga menarik setidaknya ini film yang berasal dari luar Bumi.

Sumber :
langitselatan.com / www.nasa.gov
Continue reading →

Labels