Rabu, 19 Januari 2011

Obat HIV di Afsel Sering Dirampok untuk Campuran Ganja

imgJohannesburg, Malang betul nasib penderita HIV di Afrika Selatan, obat antiretroviral (ARV) untuk menyambung hidupnya belakangan ini sering jadi sasaran perampokan. Pelakunya adalah geng narkoba, yang mengunakan obat tersebut sebagai campuran ganja.
Geng narkoba di negara itu memiliki racikan khusus yang disebut Whoonga, untuk meningkatkan efek ganja saat dihisap. Serupa dengan oplosan miras di wilayah lain termasuk Indonesia, racikan itu terdiri dari bahan-bahan yang tidak lazim termasuk racun tikus.
Belakangan muncul tren baru di kalangan pemakai Whoonga, yakni menambahkan obat ARV yang merupakan obat HIV (Human Immunodeficiency Virus). Para pemakai Whoonga meyakini obat tersebut bisa meningkatkan efek halusinasi bila dicampurkan ke dalam racikan Whoonga.
Sayangnya tidak semua orang bebas mendapatkan ARV, sebab obat itu memang dikhususkan bagi pasien HIV/AIDS. Para pemakai Whoonga akhirnya memilih jalan pintas, yakni merampok pasien HIV dan beberapa klinik yang pastinya menyimpan obat tersebut.
"Tren mengoplos ganja dengan ARV ini relatif masih baru dan untungnya sampai sekarang hanya berkembang di daerah-daerah tertentu," ungkap Vish Naido, juru bicara kepolisian Afrika Selatan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/1/2011).
Naido mengatakan laporan tentang adanya kasus perampokan dan pencurian terhadap pasien HIV dan klinik yang menyediakan ARV baru datang dari provinsi KwaZulu-Natal. Meski demikian, pemerintah setempat berjanji akan memperketat peredaran ARV dan meningkatkan persediaannya.
ARV merupakan golongan obat-obatan yang digunakan untuk menjaga agar kadar CD4 (cluster of differenciation 4) tidak terus menurun. CD4 sendiri merupakan komponen pertahanan tubuh yang kadarnya menurun pada infeksi HIV, sehingga tubuh rentan terhadap infeksi oportunis atau penyerta seperti TBC dan pneumonia.
Obat ini tidak menyembuhkan, namun dengan penggunaan secara teratur bisa memperpanjang harapan hidup penderita HIV sehingga bisa hidup normal. Dari berbagai jenis ARV yang tersedia, pasien HIV umumnya mendapatkan dalam bentuk kombinasi yang isinya disesuaikan dengan kondisi daya tahan tubuhnya.
Sementara itu, Afrika Selatan termasuk negara dengan populasi penderita HIV paling tinggi di dunia. Pada tahun 2007, di negara itu tercatat sekitar 5,7 juta warga yang terinfeksi HIV positif dengan korban tewas mencapai 250.000 orang.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar